Produksi cengkeh dari tahun ke tahun tidak sama, pada suatu saat hasilnya relatif tinggi, dan pada saat lain produksinya rendah. Studi ini mengungkapkan tiga temuan. Pertama, mengidentifikasi struktur pasar cengkeh. Kedua, menganalisis Tempat Pemasaran Cengkeh yang terlibat dalam pemasaran cengkeh di Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, dan Kabupaten Jembrana.
Terakhir, menganalisis
kinerja pasar cengkeh di Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten
Jembrana. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data
sekunder. Responden penelitian ini adalah 35 petani dan dua responden dari
lembaga pemasaran.
Tempat Pemasaran Cengkeh
Analisis data yang
digunakan untuk mengetahui struktur pasar, kelembagaan pemasaran, dan Tempat Pemasaran Cengkeh menggunakan
penelitian kualitatif deskriptif untuk menentukan margin dan distribusi margin
pemasaran, dan pangsa petani menggunakan analisis deskriptif kuantitatif.
Penjelasan: Berapa Modal Usaha Beras? Cukup 4 Jutaan
Hasil Penelitian Menunjukkan
1.
Pertama,
struktur pasar cengkeh di Desa Penyaringan merupakan salah satu bentuk pasar
persaingan tidak sempurna yaitu struktur pasar oligopsoni.
2.
Kedua,
Tempat Pemasaran Cengkeh yang
terlibat dalam pemasaran cengkeh meliputi satu pengepul dan satu pedagang
besar.
3.
Ketiga,
ada satu saluran pemasaran, yaitu produsen (petani) - pengepul - pedagang besar
- konsumen akhir.
Margin pemasaran pada
saluran pemasaran cengkeh di Desa Penyaringan adalah Rp 7.000/kg untuk cengkeh
kering dengan nilai distribusi margin pemasaran 5,37% sedangkan keuntungan
94,63%.
Margin pemasaran cengkeh
adalah Rp. 4.342,86/kg untuk cengkeh basah, dengan margin distribusi 6,11% dan
keuntungan 93,89%. Bagian petani yang diterima dalam saluran pemasaran cengkeh
adalah 88,33% untuk cengkeh kering dan 78,28% untuk cengkeh basah.
Bagaimana Pemasaran cengkeh?
Tempat
Pemasaran Cengkeh merupakan
kegiatan yang meliputi jual beli cengkeh yang berfungsi untuk menyampaikan
hasil dari tingkat petani cengkeh ke tangan konsumen sehingga terjadi proses
tukar menukar. Pengecer adalah pedagang yang menjual cengkeh kepada konsumen
dalam partai kecil.
Cengkeh atau cengkeh
[Syzygium aromaticum] pernah menjadi tanaman primadona di sejumlah daerah di
Provinsi Aceh. Misalnya di Kabupaten Aceh Besar, Kota Sabang, Simeulue, dan
Aceh Barat Daya. Bunga tanaman ini telah menghidupi masyarakat, mulai dari
pemilik kebun, pekerja, hingga pengepul.
Hasil panen yang melimpah
dan harga jual yang tinggi membawa dampak positif bagi kehidupan masyarakat. Tempat Pemasaran Cengkeh juga berdampak
pada masyarakat lain, petani cengkeh di Lamlhom, Kabupaten Lhoknga, dan
Kabupaten Aceh Besar. Dikatakannya, masyarakat Lamlhom juga di pulau Aceh,
Leupung, dan Lhoong telah menanam cengkeh sejak tahun 1960-an.
Saat itu saya bekerja
sebagai pegawai Dinas Penerangan, Kementerian Penerangan yang bertugas di
Provinsi, dan ikut menanam pada tahun 1970-an. Saat itu, penghasilan dari
menanam cengkeh jauh lebih besar dari gajinya sebagai PNS.
Sebelum tahun 1990-an,
harga sangat bagus. Sebagai perbandingan, 4-5 kg sama dengan satu may atau
3,3 gram emas. Tempat Pemasaran Cengkeh
banyak warga lainnya membangun rumah, dan membeli kendaraan bermotor, termasuk
mobil. Dari hasil cengkeh, saya juga menyekolahkan anak-anak saya.
Muhammad melanjutkan,
menanam cengkeh tidak sulit, karena tidak membutuhkan banyak pupuk dan hemat
air. Jika tanaman lain seperti kelapa atau jagung harus dilindungi, antisipasi
gangguan hewan.
Saat itu pemerintah
memberikan monopoli penuh kepada BPPC untuk membeli dan menjual produksi
cengkeh dari petani. Unsur BPPC terdiri dari koperasi unit desa dan PT. Kerta
Niaga [BUMN], dan PT. Bunga Cengkeh Nasional.
Sebelum BPPC, petani
bebas berjualan di mana saja dan harganya cukup tinggi. Setelah tahun 1992,
panen tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Terakhir, biarkan taman atau
juga menggantinya dengan tanaman lain.
Pada 21 Mei 1998, Orde
Baru jatuh dan monopoli harga berakhir, meskipun harga belum ideal. Beberapa
orang sudah mulai bekerja di kebun mereka lagi. Namun, masalah lain muncul,
yaitu banyak pohon mati karena kekurangan air atau diserang hama.
Dalam bisnis cengkeh,
Anda sebenarnya menjual bagian bunga dari pohon cengkeh. Bunganya banyak
digunakan untuk campuran bahan rokok atau sebagai bumbu bumbu masakan.
Penjelasan: Keuntungan Jadi Agen RPK Bulog Lebih 2 Juta
Namun, sebenarnya cengkeh
memiliki khasiat lain yang mulai dilirik masyarakat, misalnya untuk campuran
produk perawatan kulit dan rambut hingga obat-obatan.
Menurut Kembauw dkk, juga
ditemukan bahwa selama ini cengkeh mayoritas dijual dalam bentuk bunga kering,
namun masih jarang yang mengolahnya menjadi minyak atsiri.
Selain aromanya yang
harum, cengkeh merupakan tanaman herbal yang kaya akan antioksidan sehingga
dipercaya dapat meningkatkan kekebalan tubuh untuk mencegah kanker dan
kerusakan sel.
Selain itu, mengandung
eugenol yang melawan gumpalan dan meningkatkan sirkulasi darah.
Tidak hanya bunganya,
daun cengkeh juga bisa digunakan untuk minuman herbal. Khasiatnya untuk
kesehatan sudah terbukti, terutama untuk melancarkan pencernaan, mengobati
sakit gigi, meredakan gangguan pernapasan, serta meredakan rasa sakit dan
pegal.
Plantasi Cengkeh di Indonesia
Melansir Earth
Journalism, cengkeh berbeda dengan tanaman lainnya. Tumbuh secara alami atau di
luar di pegunungan yang dekat dengan laut.
Namun, bukan berarti
tidak bisa dibudidayakan. Tercatat ada beberapa provinsi yang dikenal sebagai
penghasil cengkeh terbesar di Indonesia, terutama di wilayah Maluku, Sulawesi,
dan Jawa Timur.
Mereka adalah basis utama
bisnis cengkeh di negeri ini. Namun, dalam beberapa tahun terakhir terjadi
penurunan produksi akibat perubahan iklim. Melansir sumber yang sama, cengkeh
merupakan tanaman yang cukup peka terhadap iklim dan suhu.
Dengan meningkatnya suhu
dan kurangnya curah hujan, cengkeh akan menghasilkan hormon asam absisat (ABA)
yang akan menghambat proses fotosintesis.
Di sisi lain, jika
terjadi curah hujan yang berlebihan, cengkeh juga akan mengalami kelebihan
hormon giberelin acid (GA) yang akan menambah jumlah daun dan menurunkan
kemampuan untuk membentuk bunga.
Cengkeh harus tumbuh pada
suhu ideal 25-32 derajat dengan curah hujan rata-rata 1500-3500 mm.
Penjelasan: Cara Beli Beras Bulog Dengan Harga Rp 8.300
Proses Produksi Cengkeh dan Perhitungan Profit
Merujuk pada Kembauw dkk,
di kota Ambon proses produksi cengkeh memiliki dua mata rantai. Tempat Pemasaran Cengkeh pada rantai
pertama berasal dari keluarga petani yang mengumpulkan hasil panennya ke
pengumpul di satu desa.
Pengumpul kemudian
menjualnya ke tengkulak atau pengepul skala besar kemudian menjualnya ke pabrik
atau usaha lain yang membutuhkan bahan baku. Rantai kedua berasal dari petani
yang langsung menjual cengkeh hasil panennya ke tengkulak besar.
Soal profit, Anda bisa
melihat penelitian Lolowang, Palenewen, dan Mirah dalam Jurnal Ilmiah Sosial
Ekonomi Pertanian Universitas Sam Ratulangi yang menghitung keuntungan petani
cengkeh selama setahun atau satu kali panen di sebuah desa di Minahasa.
Diketahui, sekali panen,
30 petani responden rata-rata bisa mendapatkan penghasilan Rp 54 juta, artinya
dalam sebulan mereka memperoleh penghasilan sekitar Rp 4,5 juta.
Tentunya perhitungan ini
bisa berbeda-beda tergantung keberhasilan panen dan penyesuaian biaya produksi
masing-masing petani.
Menurut data BPS, di Jawa
Timur, kebun cengkeh terbesar terdapat di Pacitan, Malang, dan Trenggalek. Ini
menjadi tanda bahwa cengkeh tidak hanya sebatas ditanam di tempat asalnya saja.
Namun, dapat dibudidayakan di daerah lain dengan suhu dan iklim yang tepat.
Peluang Bisnis Cengkeh
Masih meluncurkan Mordor
Intelligence, permintaan Tempat
Pemasaran Cengkeh terbesar cengkeh datang dari Uni Emirat Arab, India,
China, dan Vietnam. Mereka tercatat sebagai importir utama cengkeh dari
Indonesia. Kebanyakan untuk campuran bahan makanan atau bumbu.
Hal ini menjadi bukti
bahwa Tempat Pemasaran Cengkeh masih
menjadi komoditas yang menguntungkan dan diminati. Harga cengkeh di pasar
global berkisar Rp 100.000 atau USD 7,5 per kilogram.
Namun tetap harus
memangkas biaya produksi dan distribusi yang tidak sedikit. Untuk ini, sebagai
seorang pebisnis, Anda tetap harus menghitung dengan cermat.
Jika mengacu pada
rekomendasi Kembauw, dkk, sebenarnya ada peluang untuk memproduksi cengkeh
dalam bentuk minyak atsiri.
Bisnis cengkeh dengan
mengolahnya menjadi minyak atsiri dapat membuka kerjasama dengan produsen
produk perawatan tubuh, mulai dari kosmetik, perawatan kulit, hingga
obat-obatan. Tempat Pemasaran Cengkeh
agar menjadi bahan pertimbangan jika Anda tertarik untuk menekuni bisnis ini nantinya.
Keuntungan dan Tantangan
Bisnis cengkeh dinilai
lebih ramah lingkungan. Tanaman ini tidak berpotensi besar merusak kualitas
tanah seperti tanaman komoditas lain seperti kelapa sawit dan kedelai.
Fakta ini bisa menjadi
nilai plus bagi para pebisnis yang peduli dengan isu lingkungan atau ingin
membidik konsumen yang sadar, seperti pasar Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Namun, pengusaha cengkeh
harus mewaspadai tantangan lain seperti perubahan Tempat Pemasaran Cengkeh dan iklim yang terbukti menurunkan
kapasitas produksi tanaman.
Proses ekspor-impor akan
terpengaruh oleh kenaikan harga BBM yang melonjak jika kondisi politik tidak
kondusif seperti saat ini. Hingga tantangan proses produksi atau pemanenan
membutuhkan banyak energi.
Permakultur Cengkeh
Jika usaha cengkeh skala
besar terkendala ketersediaan modal, Anda bisa mencoba permakultur. Ini adalah
kegiatan pertanian skala kecil yang akhir-akhir ini menarik banyak orang. Cengkeh
dapat ditanam asalkan berada pada media dan suhu serta iklim yang tepat.
Suhu Indonesia seharusnya
ideal untuk cengkeh, terutama yang berada di dataran tinggi. Dengan
permakultur, Anda mungkin tidak mendapatkan keuntungan maksimal seperti
perkebunan skala besar.
Sebagai solusi, cengkeh
dapat ditanam dengan tanaman komersial lain yang memiliki nilai guna. Misalnya,
rempah-rempah atau tanaman herbal lainnya, buah-buahan, dan sayuran.
Permakultur juga cocok bagi anda yang tidak berani berbisnis secara serius
namun ingin berusaha memenuhi kebutuhan pribadi anda.
Permakultur mengikuti
konsep peradaban di masa lalu di mana manusia bercocok tanam untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri, yang juga dikenal dengan swasembada.
Bukan untuk mengumpulkan
keuntungan sebanyak mungkin. Ketika usaha Anda menanam cengkeh membuahkan hasil
dan ada surplus, Anda bisa menjualnya sebagai penghasilan sampingan.
Cengkeh merupakan
komoditas asli Indonesia yang telah dan sedang mendunia. Masih secara
tradisional ditanam oleh petani kecil, yang berarti memiliki manfaat yang baik
bagi pertumbuhan UMKM nasional. Sayangnya, dampak perubahan iklim tidak bisa
dihindari.
Akhir Kata
Namun, bukan berarti
peluang tersebut hilang sama sekali. Cobalah mencari Tempat Pemasaran Cengkeh dan langkah kecil dan baru untuk
mengembangkan bisnis yang berkelanjutan dan menguntungkan.
Sumber: ejournal.unipas.ac.id,
brainly.co.id, mongabay.co.id dan store.sirclo.com