Biaya Mengurus Izin Ekspor yang harus dikeluarkan untuk mengurus izin ekspor bervariasi tergantung pada negara tujuan ekspor, jenis barang yang akan diekspor, dan proses yang diperlukan untuk mengurus izin ekspor tersebut.
Biaya Mengurus Izin Ekspor
Biaya Mengurus Izin Ekspor mungkin termasuk biaya untuk
mengajukan permohonan izin, biaya pemeriksaan barang yang akan diekspor, dan
biaya untuk dokumentasi yang diperlukan. Beberapa negara mungkin juga
mengenakan biaya tambahan untuk mengurus izin ekspor, seperti biaya untuk
mengeluarkan surat jalan atau biaya pajak ekspor.
Untuk informasi lebih
lanjut tentang biaya izin ekspor, Anda dapat menghubungi dinas perdagangan atau
kementerian yang bertanggung jawab atas perdagangan di negara Anda atau
menghubungi kedutaan atau konsulat negara tujuan ekspor Anda.
Mengurus Izin Ekspor
Biaya Mengurus Izin Ekspor, terlebih dahulu Anda perlu memahami
aturan dan peraturan yang berlaku untuk ekspor barang dari negara Anda.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan termasuk:
1.
Mendaftar
sebagai eksportir di lembaga pemerintah yang berwenang, seperti Kementerian
Perdagangan atau Badan Pusat Statistik.
2.
Memahami
apa saja barang yang diperbolehkan diekspor dan apa yang dilarang.
3.
Menentukan
negara tujuan ekspor, serta memahami aturan ekspor yang berlaku di negara
tujuan tersebut.
4.
Menentukan
cara pengiriman barang yang tepat, termasuk mengurus dokumen-dokumen yang
diperlukan seperti surat jalan, packing list, dan dokumen-dokumen lainnya.
5.
Menentukan
harga jual dan pembayaran yang tepat, serta memahami aturan pajak dan bea cukai
yang berlaku.
Untuk Biaya Mengurus
Izin Ekspor secara detail, Anda dapat menghubungi lembaga
pemerintah yang berwenang atau menggunakan jasa perusahaan ekspor yang
berpengalaman.
Cara Menghitung Biaya Ekspor
Untuk menghitung Biaya Mengurus
Izin Ekspor, pertama-tama Anda perlu mengumpulkan informasi
tentang beberapa faktor yang mempengaruhi biaya ekspor, seperti:
1.
Jenis
barang yang akan diekspor: Biaya ekspor bisa bervariasi tergantung pada jenis
barang yang akan diekspor. Beberapa barang mungkin memerlukan dokumentasi atau
persyaratan khusus yang dapat meningkatkan biaya.
2.
Negara
tujuan ekspor: Biaya ekspor juga bisa bervariasi tergantung pada negara tujuan
ekspor. Beberapa negara mungkin memerlukan dokumentasi atau persyaratan khusus
yang dapat meningkatkan biaya.
3.
Modal
transportasi: Modal transportasi yang dipilih juga akan mempengaruhi biaya
ekspor. Misalnya, menggunakan jasa pengiriman laut mungkin lebih murah daripada
menggunakan pesawat terbang, tetapi mungkin lebih lama.
4.
Biaya
pajak dan tarif: Biaya pajak dan tarif yang dikenakan oleh negara tujuan ekspor
juga harus diperhitungkan dalam Biaya Mengurus Izin Ekspor.
5.
Biaya
asuransi: Asuransi juga harus dipertimbangkan dalam menghitung biaya ekspor,
terutama jika barang yang diekspor memiliki nilai yang tinggi atau memiliki
risiko yang tinggi terhadap kerusakan atau hilang.
Untuk Biaya Mengurus
Izin Ekspor secara akurat, Anda mungkin perlu berkonsultasi
dengan perusahaan pengiriman, broker perdagangan, atau konsultan perdagangan
yang memiliki pengalaman dalam menangani ekspor ke negara tujuan Anda.
Daftar Biaya Mengurus Izin Ekspor di Indonesia
1. Biaya Pembayaran Bank (Bank Charge)
Biaya ini terjadi jika
memakai metode pembayaran ekspor dengan jasa bank. Metode yang biasa digunakan
dalam transaksi ekspor adalah T/T (Telegraphic Transfer), L/C (Letter of
Credit), dan CAD (Cash against Documents). Baca artikel Metode Pembayaran
Ekspor untuk mengetahui selengkapnya.
Pembayaran menggunakan
metode T/T, biasanya dikenakan charge USD 5-10 per transfer dari luar negeri.
Sedangkan untuk L/C dan CAD, biasanya charge yang dikenakan berkisar USD 75-150
per sekali proses pembayaran. Biaya ini bisa berbeda-beda tergantung dari asal
negara, bank yang digunakan importir, dan bank yang digunakan eksportir di
Indonesia.
2. Biaya Terminal Handling Charge (THC)
Biaya ini dibayarkan ke
otoritas pelabuhan (PT Pelindo) untuk penanganan barang di pelabuhan. Biasanya
biaya THC untuk pengiriman dengan full container 20ft adalah sekitar USD 95.
Tapi biaya THC ini dihitung berdasarkan per kg barang kita. Misalkan, dalam satu
container 20 ft dapat dimuat 10,000 kg produk kita, maka biaya THC yang
dibebankan per kg adalah adalah USD 0.0095/kg.
3. Biaya Forwarder
Ini dihitung jika sahabat
UKM memakai jasa forwarder yang dapat membantu pengurusan transportasi dari
gudang sampai pelabuhan, pengurusan dokumen ekspor yang dibutuhkan, serta dalam
pengkoordinasian pengiriman barang dari pelabuhan sampai ke negara tujuan.
Biaya ini biasanya
berkisar Rp 250,000 - Rp 1,000,000 untuk sekali service, berapa pun jumlah
barang yang dikirim. Biaya tersebut belum termasuk biaya pengurusan dokumen
ekspor dan biaya transportasi (trucking) dari gudang ke pelabuhan. Tapi
kebanyakan forwarder juga menawarkan harga sudah termasuk semuanya (all in).
4. Biaya Bea Keluar
Bea Keluar adalah
pungutan negara yang dikenakan terhadap beberapa kategori barang ekspor,
terutama barang yang tidak diolah. Besarnya biaya ini kebanyakan berupa
persentase terhadap total nilai invoice penjualan ekspor.
Pembayaran Bea Keluar
harus dilakukan sebelum atau paling lambat pada saat PEB (Pemberitahuan Ekspor
Barang) diajukan.
Beberapa barang yang
terkena Bea keluar adalah:
·
Kulit:
15 - 25% nilai invoice
·
Kayu
yang sudah diolah (minimal menjadi kayu kaso): 2 - 5% nilai invoice
·
Biji
kakao: 0 - 15% nilai invoice, kecuali kakao yang diolah (minimal fermentasi)
adalah bebas Bea Keluar
·
Kelapa
Sawit (CPO) dan produk turunannya: 0 - USD 245/MT
·
Olahan
mineral logam: 0 - 10% nilai invoice
Besarnya Bea Keluar ini
tergantung dari pengolahan barang tersebut. Jadi semakin diolah produknya, maka
Bea Keluarnya akan semakin kecil.
5. Biaya Komisi Agen Penjualan (Broker)
Biaya ini dihitung ketika
pihak ketiga/agen/broker, baik di dalam maupun luar negeri, membantu
mendapatkan kesepakatan atau kontrak penjualan ekspor dengan importir. Besarnya
nilai komisi agen tergantung kesepakatan sebelumnya, yang biasanya berkisar 2 -
5% dari total nilai penjualan ekspor.
6. Biaya Pengiriman (Freight)
Ini merupakan biaya yang
dikenakan dalam pengiriman produk ekspor dari pelabuhan di Indonesia sampai
pelabuhan di negara tujuan. Besaran biaya ini tergantung dari jauhnya negara
tujuan dan cara pengiriman barang.
Terdapat beberapa cara
dalam pengiriman barang ekspor:
·
Courier:
Dilakukan dengan berat barang ekspor di kisaran 1 kg. Biaya pengiriman sekitar
USD 50 - 100/kg dengan menggunakan DHL, UPS, Fedex, atau TNT. Bahkan, ada yang
lebih murah dengan menggunakan EMS, yaitu sekitar Rp 200,000 - 350,000/kg.
·
Air
Cargo: Dilakukan dengan berat barang ekspor minimum 45 kg, dengan menggunakan
pesawat udara. Biaya pengiriman menggunakan air cargo berkisar USD 0.7 - 18/kg.
·
Sea
Cargo LCL (Less Container Load): Dilakukan dengan berat barang ekspor minimum 1
MT atau pada beberapa tujuan minimum 0.5 MT, menggunakan kapal laut. Pengiriman
LCL berarti barang ekspornya tidak full satu container sehingga barangnya
digabung bersama barang dari eksportir lain dalam satu container. Biasanya,
biaya pengiriman LCL berkisar Rp 500 - 5,000 per kg.
·
Sea
Cargo FCL (Full Container Load): DIlakukan dengan berat barang ekspor minimum 1
container, menggunakan kapal laut. Jadi, pengiriman FCL artinya barang
ekspornya tidak digabung dengan barang eksportir lainnya. Pengiriman ini adalah
yang biayanya paling murah. Contohnya ke Singapura hanya USD 80 per 1 container
20 ft. Terdapat beberapa pilihan container seperti 20 ft, 40 ft, atau 40 ft
High Cube. Untuk barang ekspor yang memerlukan suhu dingin dapat juga
menggunakan reefer container, dengan biaya yang lebih tinggi.
Jika sahabat UKM memakai
penawaran harga CFR, maka perhitungan biaya ekspor berhenti disini.
7. Biaya Asuransi
Asuransi yang dimaksud
adalah meliputi asuransi pengiriman dan asuransi pembayaran. Namun, yang
termasuk dalam incoterm CIF adalah hanya asuransi pengiriman. Biaya premi
asuransi ini biasanya 0.1 - 0.5% dari total nilai harga CFR.
Penutup
Bagi yang baru memulai
peruntungan dalam bisnis ekspor, sudah yakinkah bahwa Biaya Mengurus Izin Ekspor
ditawarkan tepat? Apa mungkin harga yang ditawarkan tidak berhasil mendapatkan
kontrak dengan importir? Atau bahkan harga yang ditawarkan mungkin membuat
bisnis ekspor dirasa tidak begitu menguntungkan?
Itulah mengapa penting
sekali untuk memahami perhitungan biaya dan harga ekspor secara efektif. Dengan
perhitungan dan pertimbangan yang matang, pasti bisa sukses dalam ekspor.