Berapa Jarak Bumi Sampai Di Luar Angkasa? Di Mana Luar Angkasa Berawal

Berapa Jarak Bumi Sampai Di Luar Angkasa? Di Mana Luar Angkasa Berawal

Konten [Tampil]
Kita semua berputar mengelilingi matahari di kapal luar angkasa bernama bumi, dengan kecepatan 30 Kilometer per detik, yang dilindungi gelembung tak kasat mata, yaitu atmosfer. Jadi, bagaimana kita bisa tahu di mana awal dan ujung luar angkasa?






Sulit menentukannya, sebab batasnya tidak jelas terlihat. Semakin kamu terbang dan menjauh dari permukaan, udara makin bersih tidak pekat, dan akhirnya hilang.

Saking tipisnya udara, sayap pesawat sampai berhenti berfungsi, pada jarak itu sekitar 100 Kilometer ke atas atau satu jam berkendara.  Jika kamu melaju dengan kecepatan di jalan tol, kamu sudah meninggalkan bumi dan memasuki Cosmos.

Jarak luar angkasa hanyalah 100 Kilometer atau tidak sampai jarak dari Jakarta ke Bandung, yakni sekitar 150 Kilometer. Stasiun luar angkasa internasional terbang 400 Kilometer di atas bumi atau sekitar jarak Jakarta ke Banjarnegara.

Iya, masih satu pulau. Kamu melihat ratusan satelit berputar tenang mengelilingi bumi, tidak ada atmosfer dan tidak ada suara sedikitpun.

Satelit GPS mengorbit jauh lebih tinggi lagi di ketinggian 20.000 kilometer, setengah jarak khatulistiwa bumi, tapi tetap lebih pendek jika dibanding tembok besar Tiongkok.

Terbang hampir 2 kali lebih tinggi di ketinggian 35.000 Kilometer ada satelit tertinggi yang terbang di atas sana, dan mengelilingi bumi dengan kecepatan yang setara dengan rotasi bumi. Jadi, bagi pengamat di permukaan bumi seperti kamu, satelit ini menggantung di titik yang tetap di langit, layaknya lampu gantung yang bernama “orbit geosinkron”.

Kita bergerak semakin jauh, sampai 386.000 Kilometer dan bertemu satelit terbesar yang mengelilingi planet ini, Bulan! Memang besar kalau dibanding satelit biasa, tapi ukurannya ternyata sangat kecil, seperempat ukuran bumi dan lebih kecil dari benua Asia dari segi luas permukaannya.

Makin jauh kamu terbang, makin tak terbayangkan angkanya, jutaan milyaran kilometer. Kita belum pernah bergerak di jarak sejauh itu dalam kehidupan sehari-hari. Coba bayangkan, sejuta detik setara 11 hari, tapi semiliar detik adalah 31 tahun.

Jadi, mari buat perjalanan ini lebih mudah dan beralih ke kecepatan cahaya. Seperti saat kamu menyalakan lampu dan bohlamnya langsung menyala. Iya, secepat itu! 

Sekarang, kita akan melihat seberapa besar tata surya kita atau justru kecil? Mari mulai di pusatnya.






Matahari ke Merkurius, 3 menit Cahaya

Satu hari di Merkurius setara 176 hari di bumi, dan satu tahunnya setara 88 tahun bumi, dan beratmu cuma 38 persen dari beratmu biasanya. Besar planet ini tidak sampai setengahnya Planet kita,


Matahari ke Venus, hanya 6 menit

Saya tidak menyarankan untuk menimbang berat badan di Venus, suhu di sana bisa mencapai 469 derajat Celcius, dan tekanannya membuatmu seolah berada di kedalaman 900 meter di bawah permukaan laut. Kecepatan anginnya pun mencapai 700 Kilometer per jam, tempat yang luar biasa


Matahari ke Bumi, 8 menit

Jika matahari habis terbakar saat ini, kita baru menyadarinya delapan menit kemudian. Nah, rotasi bumi pun terus melambat. Jadi, 140 juta tahun dari sekarang kita akan punya 25 jam dalam sehari.

Omong-omong karena kita sedang dalam kecepatan cahaya, mari kita mampir sebentar ke bulan, cuma butuh 1,5 detik saja.

Apollo 11 menghabiskan 3 hari untuk menjangkau jarak ini pada tahun 1999. Sebab kecepatan mereka tidak sampai 300.000 kilometer per detik seperti pesawat ulang-alik itu bergerak sekitar 11 kilometer per detik.


Matahari ke Mars, 13 menit

Ngarai terpanjang dan gunung api tertinggi yang pernah manusia lihat sama-sama ada di Mars. Ngarainya 9 kali lebih besar dibanding Grand Canyon, dan ukuran gunungnya 3 kali Gunung Everest. Berdasarkan area luas si raksasa Olympus Mons hampir sama dengan Perancis.


Matahari ke Jupiter, 43 menit

Saat menuju Jupiter kita melintasi sabuk asteroid, dari sinilah bebatuan yang kita lihat sebagai meteor di langit berasal. Sebagai planet terbesar, Jupiter punya badai seukuran planet. Yaitu, bintik merah besar. Jupiter punya 79 bulan dan ukuran bulannya yang terbesar bernama “genimate” tak kalah dari ukuran bumi.


Matahari ke Saturnus, 80 menit

Galileo adalah orang pertama yang melihat cincin Saturnus. Tapi, teleskop miliknya kecil, jadi dia tidak melihatnya sebagai cincin melainkan telinga di dua sisi Saturnus. Cincin ini terbuat dari es, debu, dan bebatuan, sebagian berukuran sangat kecil seperti pasir sementara yang lain sebesar rumah.






Matahari ke Uranus, 160 menit

Uranussangat jauh sehingga harus dilihat dengan alat optik, dan menjadi planet pertama yang ditemukan dengan teleskop. Planet ini punya cincin tapi lebih kecil dibanding Saturnus, dan posisinya hampir berbaring miring jika dibandingkan planet lainnya.

Uranus juga berputar terbalik tidak seperti arah perputaran planet lainnya. Jadi, Uranus menggelinding mengelilingi bumi.


Matahari ke Neptunus, 4 jam cahaya

Besar masanya 17 kali bumi, dan berdiameter hampir 4 kali Planet kita. 1 tahun di Neptunus sama dengan 165 tahun di bumi. Planet ini pertama kali ditemukan secara matematika, lalu secara visual, tak perlu repot-repot mendarat ke sana. Neptunus seperti bola gas raksasa lainnya dan permukaannya tidak padat.


Matahari ke Pluto, 5,5 jam cahaya

Pluto resmi tidak lagi dianggap sebagai planet, mungkin karena planet lain punya bulan yang lebih besar dibanding Pluto. Tapi, ia pernah menjadi planet. Jadi, mari kita mampir sebentar. Pluto sangat kecil bahkan lebih kecil dari Amerika Selatan.

Butuh Waktu hampir 250 tahun bumi, bagi planet kerdil ini untuk berevolusi penuh mengelilingi matahari. Sejak ditemukan, Pluto bahkan belum menyelesaikan revolusinya satu revolusi penuhnya akan terjadi pada tahun 2178.

6 jam cahaya di luar orbit Pluto terdapat Eris, planet kerdil terbesar di tata surya kita bahkan lebih besar dari Pluto, dan biasanya lebih jauh, tapi terkadang Eris lebih dekat ke matahari.


Bintang terdekat dari matahari, “proxima centauri” berjarak 4,2 tahun cahaya. Dalam ukuran galaksi, ini seperti tetangga sebelah kita. Galaksi Bimasakti terdiri dari 2 sampai 4 miliar bintang, sejauh yang kita ketahui.

Jarak bintang terjauh yang bisa dilihat dalam galaksi kita adalah sekitar 59.000 tahun cahaya. Berdasarkan skala kosmis ini sangat dekat, untuk mencapai sisi lain Bimasakti kita butuh waktu 100.000 tahun cahaya.

Lebih jauh lagi ada banyak galaksi lain, dan selagi kita mengobservasinya sesuatu yang aneh terjadi. Kalau melihat foto galaksi yang jauh dari teleskop Hubble, kamu akan menyadari gambarnya mirip seperti kaleidoskop seolah kamu melihat sekumpulan Galaxy yang mirip.


Faktanya, itu cuma satu galaksi. Gravitasi membungkus ruang waktu di sekelilingnya dan membelokkan cahaya seperti lensa. Akhirnya kita melihat objek yang sama yang diproyeksikan beberapa kali.

Tapi, tetap saja jarak luar angkasa lebih besar. Jarak galaksi terjauh yang bisa dilihat adalah 13,3 miliar tahun cahaya. Usia alam semesta yang dapat diobservasi adalah 13,8 miliar tahun dan diameternya 93 miliar tahun cahaya.


Kamu bisa mengukur diameter alam semesta sebesar 93 miliar tahun cahaya. Tapi akan membutuhkan meteran karet elastis karena ukurannya selalu membesar. Angkanya akan tetap sama tapi jaraknya terus bertambah.


Jadi, jika kamu membayangkan Planet kita berevolusi mengelilingi matahari lebih cepat, daripada kecepatan cahaya, dan berotasi pada sumbunya. Semua itu kini terasa tenang-tenang saja. Jika dibandingkan dengan skala alam semesta, kita hampir tak bergerak. Oke pikiran saya tidak sanggup memproses semua ini.



Berapa Jarak Bumi Sampai Di Luar Angkasa? Di Mana Luar Angkasa Berawal

ARTIKEL LAINNYA