Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi Meningkatkan Nilai Moral Anak

Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi Meningkatkan Nilai Moral Anak

Konten [Tampil]

Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi Meningkatkan Nilai Moral Anak

Secara sederhana Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi bisa kita lihat sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary crime). Korupsi itu sudah lama terjadi dan gemar dilakukan oleh setiap orang. Saya tidak membahas tentang korupsi yang hebat-hebat seperti yang sudah biasa kita dengar. Di zaman ini  bagi orang banyak korupsi bukan lagi pelanggaran hukum melainkan sudah menjadi kebiasaan. Tidak mendapatkan hukum dari yang bersangkutan tetapi menjadi urusan moral.

 

Bagi mahasiswa yang bukan jurusan hukum, apa pentingnya belajar anti korupsi? Kan masih mahasiswa dan belum pernah melakukan yang namanya korupsi. Serius nih?

Mari kita lihat seperti apa bentuk korupsi yang terjadi di kalangan mahasiswa:

 

1. Korupsi Waktu

Korupsi waktu sering dipandang sebagai sesuatu yang tidak penting untuk dibahas. Mengulur waktu atau menunda-nunda pekerjaan. Misalnya masuk zoom meeting terlambat,pengumpulan tugas tidak tepat waktu.

 

Waktu belajar digunakan untuk main game dan lain sebagainya. Dan ketika hal ini dibiarkan, maka kebiasaan ini akan membentuk karakter mahasiswa menjadi pribadi yang acuh tak acuh atau tidak peduli. Harapannya setelah mahasiswa tau dan paham apa itu korupsi maka ia tidak akan melakukan kesalahan yang sama.

 

2. Menyontek

Mengapa menyontek dikatakan sebagai tindakan korupsi. Karena menyontek itu bukan hasil dari usaha sendiri tetapi itu merupakan sebuah kecurangan dan salah satu sikap ketidak jujuran.

 

Seseorang bisa mendapatkan nilai yang bagus namun tidak sesuai dengan pengetahuannya sendiri. Dan jika ini terus menerus dibiasakan maka akan membentuk karakter nya menjadi seorang yg tidak jujur.

 

3. Tidak transparan tentang biaya kuliah terhadap orang tua

Seorang mahasiswa bisa mandeg ditengah jalan. Tidak bisa melanjutkan perkuliahan bahkan harus menerima SP 1, 2, dan 3. Setelah surat panggilan terhadap orang tua. Hal ini terjadi karena kecerobohan. Kurang mampu mengontrol diri sehingga kebablasan. Satu-satunya jalan yang ditempuh untuk menyelamatkan diri adalah berbohong kepada orang tua atau pihak kampus.

 

4. Ketidakjujuran ketika menjabat dalam suatu organisasi

Dalam dunia perkuliahan organisasi adalah suatu wadah untuk mempererat tali persaudaraan baik itu melalui antar suku,agama dan kelompok lainnya. Organisasi yang diadakan tidak serta merta memiliki pendamping ” dosen”. Menjabat dalam sebuah organisasi adalah satu kebanggan bagi seorang mahasiswa. Tetapi ada saat nya bahwa ketidak jujuran itu muncul. Bisa saja dalam hal keuangan, kebersamaan, kegiatan, dan lain-lain.

 

Contoh diatas merupakan hal yang sederhana atau hal kecil yang sering terjadi dikalangan mahasiswa. Meski demikian tindakan -tindakan itu merupakan suatu pelanggaran. Dan ketika itu melekat dalam diri seseorang maka kelak akan menjadi karakternya.

 

Keterlibatan mahasiswa tidak pada upaya penindakan hukum, peran aktifnya difokuskan pada upaya pencegahan korupsi dengan ikut membangun budaya anti korupsi di masyarakat dan tidak kalah penting adalah dapat memahami dan menerapkan nilai- anti korupsi dalam kehidupan sehari-hari.

 

Peran akftif mahasiswa dalam Pendidikan Anti Korupsi

  1. Menjaga diri dan komunitas mahasiswa bersih dari korupsi dan perilaku koruptif
  2. Membangun dan memelihara gerakan anti korupsi.
  3. Pendidikan Anti Korupsi lebih menekan pada pembangunan karakter anti korupsi pada diri individu mahasiswa.

 

Tujuan Pendidikan Anti Korupsi

  1. Membangun budaya anti korupsi dikalangan mahasiswa dengan memberikan pengetahuan tentang korupsi dan pemberantasannya dan memanamkan nilai-nilai anti korupsi.
  2. Menyiapkan dan membentuk kepribadian anti korupsi pada diri mahasiswa serta membangun semangat dan komptensinya sebagai agent of change bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang bersih dan bebas dari ancaman korupsi.

 

Berikut penjelasan lebih lanjut dari Robert mengenai pendidikan anti korupsi anak usia dini:


Untuk Anak yang Masih Kecil sampai 6 atau 7 Tahun

Anak-anak yang masih kecil sampai usia kurang lebih 6 atau 7 tahun dapat ditekankan tentang apa yang benar dan salah secara konkrit serta jelas. Dengan kata lain, selalu berbicara apa adanya dan jujur.

 

“Maka, sikap itu perlu diberikan penguatan, misalnya dengan apresiasi. Sebaliknya, berbohong artinya salah, maka perlu ditegaskan bahwa itu tidak boleh dilakukan dan jelaskan harusnya seperti apa,” jelas Robert.

 

Untuk Anak Usia Sekolah

Anak dapat diberi pemahaman perihal sikap-sikap yang mencerminkan kepribadian baik, termasuk kejujuran. Dapat dijelaskan pula tentang apa yang baik dan tidak dari sikap tersebut.

“Ketika anak berkata jujur, orang tua juga perlu menghargainya sekalipun kejujurannya bukan tentang hal baik. Hal ini akan menunjukkan pada anak bahwa dengan berkata jujur ia akan lebih bisa merasa tenang dan tetap diterima dengan baik oleh orang tuanya,” sebut Robert.

 

Untuk Remaja

Pada anak usia remaja, mereka perlahan mulai mengembangkan nilai-nilai personal yang diyakini baik. Jika sejak dini ditanamkan nilai moral tentang kejujuran, maka sikap tersebut lebih mungkin menjadi nilai yang dijunjung serta diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

“Bagaimana kejujuran itu ditunjukkan oleh orang-orang sekitar, terutama keluarga, juga menjadi contoh yang baik dan dipelajari oleh anak. Maka, jadilah role model untuk anak,” tutur Robert.

 

“Anak-anak remaja juga salah satunya bisa ditanamkan tentang kejujuran dengan diarahkan mengelola uang jajan mereka, dan mempertanggung jawabkannya kepada orang tua,” sambungnya.

 

Apa pentingnya mempelajari pendidikan anti korupsi?

Tujuan mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi, yaitu membangun kepribadian anti-korupsi pada diri individu mahasiswa serta membangun kompetensi dan komitmennya sebagai agent of change dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.