Contoh Perusahaan Startup di Indonesia yang sudah Unicorn

Contoh Perusahaan Startup di Indonesia yang sudah Unicorn

Konten [Tampil]

Contoh Perusahaan Startup di Indonesia yang sudah Unicorn

Tahukah Anda Contoh Perusahaan Startup? Istilah tersebut sudah sangat sering mendengarnya. Apa itu startup dan contohnya? Kata Startup adalah berasal dari serapan dari Bahasa Inggris yang berarti bisnis yang baru saja dirintis atau bisnis rintisan.

 

Startup adalah perusahaan rintisan yang belum lama beroperasi. Dengan kata lain, startup artinya perusahaan yang baru masuk atau masih berada pada fase pengembangan atau penelitian untuk terus menemukan pasar meupun mengembangkan produknya.

 

Perusahaan-Perusahaan Berbasiskan Teknologi

Saat ini, istilah perusahaan startup biasanya mengacu pada perusahaan-perusahaan yang layanan atau produknya berbasiskan teknologi.

Karena masuk paling awal, angel investor biasanya menuntut detail dan akurasi terhadap produk antara lain aplikasi startup, strategi pasar, dan target pasar. Ketika startup yang didanainya berhasil, maka angle investor akan jadi pemegang saham terbesar.

 

5 Startup Kelas Tertinggi Di Indonesia

Sebaliknya jika gagal maka dana yang sudah digelontorkan akan lenyap begitu saja. Dikutip dari Alchosilber, ada sedikitnya lima startup yang masuk dalam kasta tertinggi dan telah "naik kelas" dari status startup, seperti unicorn, decacorn, dan hectocorn, yang dinilai dari segi valuasinya.

 

Jika unicorn minimal memiliki valuasi 1 miliar dollar AS, maka decacorn adalah startup dengan valuasi mencapai 10 miliar dollar AS. Adapun hectocorn merupakan startup dengan valuasi 100 miliar dollar AS.

Istilah ini pertamakali diciptakan pada tahun 2013 oleh Aileen Lee, seorang pemodal ventura yang banyak menggelontorkan untuk para startup. Ia memilih hewan mitos ini karena perusahaan yang sukses seperti ini tergolong langka.

Contoh Startup Unicorn Indonesia

Sejumlah startup di Indonesia sudah melampaui angka unicorn, bahkan sebagian sudah bisa dikatakan masuk sebagai decacorn. Startup-startup tersebut antara lain

  1. Gojek
  2. Tokopedia
  3. OVO
  4. Bukalapak
  5. Traveloka
  6. Shopee

 

Bidang yang digeluti oleh startup tersebut pun bervariasi, mulai dari keuangan, pemasaran, pelayanan, ritel, sampai video games. Jumlah ini bisa saja bertambah seiring dengan perkembangan teknologi yang ada.

 

Sejauh ini, belum ada cetak biru yang bisa disepakati bersama untuk menentukan valuasi perusahaan startup. Apalagi banyak perusahaan startup yang merahasiakan jumlah pendanaan yang masuk.

 

Pengetian Valuasi Startup

Valuasi Startup adalah bisa didasarkan pada persetujuan antara founder dengan investor dengan mempertimbangkan besaran penjualan atau catatan transaksi lainnya, jumlah pengguna atau pasar, potensi di masa depan, dan tentunya jumlah pendanaan dari investor.

Perbedaan startup dengan perusahaan konvensional

Baik startup maupun perusahaan konvensional sebenarnya tidak ada perbedaan jika dilihat dari aspek legal. Semua perusahaan, baik startup maupun perusahaan konvensional adalah berbadan hukum.

 

Berikut ini beberapa perbedaan mencolok antara startup dengan perusahaan biasa (apa itu startup dan contohnya):

1. Tujuan keuntungan

Startup adalah perusahaan yang berisiko tinggi karena cenderung masih menemukan model bisnis yang pas dan terus mencari pasar. Pertumbuhan perusahaan adalah tujuan utama dari startup meski perusahaan harus terus membakar uang di periode awal.

 

Perusahaan konvensional lazimnya berdiri untuk sesegera mungkin fokus bisa mendapatkan profit. Tujuannya untuk memberikan keuntungan kepada pemiliknya.

 

2. Pendanaan

Founder startup relatif hanya mengeluarkan dana saat merintis bisnis dengan harapan ada investor yang datang untuk memberikan dana segar, jika dipercaya investor, startup bisa menerima dana jutaan hingga miliaran dollar.

 

Perusahaan konvensional pendanaannya berasal dari satu atau lebih pemilik perusahaan, di mana pendanaan juga bisa berasal dari hasil profit yang diputar kembali.

 

3. Struktur organisasi

Operasional perusahaan startup cenderung ditentukan sepenuhnya oleh founder atau manajemen perusahaan. Sementara investor tak banyak mencampuri bisnis startup. Investor biasanya hanya terlibat pada keputusan-keputusan strategis.

 

Dalam perusahaan konvensional, jalannya perusahaan sangat dipengaruhi oleh kehendak pemilik perusahaan, entah secara langsung atau tidak langsung. Bahkan banyak perusahaan yang pemodalnya atau pemiliknya masuk dalam manajemen perusahaan, sesuatu yang hampir sulit sekali ditemukan pada perusahaan strartup.

ARTIKEL LAINNYA