Demi mempersiapkan Pendidikan Karakter Di Sekolah yang berkualitas, dirilis sebuah kebijakan dalam pendidikan, di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan wakilnya Jusuf Kalla. Bertujuan utama untuk mengimplementasikan Nawacita, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) terintregasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Penguatan Pendidikan Karakter
Diharapkan, generasi masa
depan nantinya mengalami perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak
menjadi lebih baik. Sangat penting bagi Mama untuk juga memahami apa maksud dan
tujuan dari PPK ini lebih dalam. Penguatan Pendidikan Karakter ini sendiri
dimulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga sekolah menengah.
Berawal dari filosifi
pendidikan karakter yang dirumuskan Ki Hajar Dewantara, antara lain: olah hati
kaitannya dengan etika; olah raga kaitannya dengan kinestetik; olah pikir
kaitannya dengan literasi; dan olah karsa kaitannya dengan estetika, kemudian
dijabarkan jadi banyak sekali nilai-nilai karakter. PPK merupakan kristalisasi
dari nilai karakter yang merupakan nilai utama.
Pelajaran Nilai Karakter
Diharapkan di sekolah
anak-anak mendapatkan pelajaran nilai karakter yang nantinya akan menggiring
mereka tumbuh menjadi sumber daya manusia yang lebih baik di masa depan.
Melansir website resmi Kemendikbud, ada 5 nilai utama dalam Penguatan
Pendidikan Karakter yang wajib Mama ketahui.
Apa saja pendidikan karakter di sekolah?
Ada 18 butir
nilai-nilai pendidikan karakter yang telah dirumuskan oleh Depdiknas
yaitu, Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri,
Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai
prestasi, Bersahabat/komunikatif, Cinta Damai, Gemar membaca dan Peduli
lingkungan.
1. Religious
Sudah tentu hal yang satu
ini berkaitan dengan agama. Tiap anak diharapkan mencerminkan keberimanan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan
yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran, hidup
rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.
Nilai religius ini sendiri pada umumnya dibangun dari rumah, dari keluarga,
terutama orangtua yang harus mengajarkan si Anak untuk mengenal agama dan
hal-hal baik di dalamnya. Mama bisa membantu si Anak belajar menghargai
perbedaan, tidak memaksakan kehendak, melindungi yang tertindas, dan mencintai
lingkungan juga di rumah.
2. Nasionalisme
Diajarkan pada anak-anak
untuk belajar menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
diri dan kelompoknya. Dalam simulasinya, di sekolah mereka rutin melakukan
upacara bendera di hari Senin, apel pagi, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan
lagu nasional lainnya, untuk secara tidak langsung menanamkan jiwa nasionalis.
Sikap nasionalis itu
sendiri bisa ditunjukkan dengan mengapresiasi budaya Indonesia, menjaga
kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, berprestasi, cinta tanah air, menjaga
lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan
agama. Butuh juga dukungan pelajaran lainnya untuk lebih menumbuhkan rasa
nasionalis pada si Anak.
Di sekolah, bagian ini
disimulasikan masuk dalam kegiatan intra-kulikuler, atau kegiatan
belajar-mengajar sehari-hari di jam pelajaran. Tak cukup sampai di situ, kegiatan
ko-kurikuler dan ekstrakurikuler pun punya peran juga. Si Anak bisa ikut
kegiatan Paskibra contohnya.
3. Gotong Royong
Sejak dini, anak-anak
juga perlu mengerti konsep kerjasama dalam menyelesaikan problem. Mereka harus
tahu bahwa dengan gotong royong atau bahu membahu, persoalan bersama jadi lebih
ringan dan mudah diselesaikan. Dengan begitu, si Anak juga akan mengerti konsep
persahabatan, dan dengan ikhlas memberi bantuan untuk teman yang membutuhkan.
Bukan hanya tentang
melakukan suatu hal bersama, gotong royong ini juga bisa tentang pengambilan
keputusan. Anak-anak akan diajarkan bagaimana berkomitmen atas keputusan yang
telah diambil bersama-sama.Mereka juga akan mengenap apa itu musyawarah untuk
mufakat, tolong menolong, empati, dan solidaritas.
4. Integritas
Poin yang satu ini
menjadi nilai yang merupakan upaya menjadikan anak-anak menjadi orang yang
dapat dipercaya dalam perkataan, perbuatan, dan pekerjaan. Si Anak perlu tahun
bahwa mereka harus punya komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan
dan moral.
Integritas meliputi
penanaman rasa tanggung jawab sebagai warga negara, dan mengajak mereka aktif
terlibat dalam kehidupan sosial. Perlu ditanamkan sejak dini bahwa setiap orang
harus konsisten dalam tindakan dan perkataan, dengan berdasarkan pada
kebenaran.
5. Mandiri
Meskipun Mama bisa
melatih anak untuk mandiri sejak dari rumah, tapi sekolah juga punya peranan
penting dalam menanamkan nilai yang satu ini. Sekolah juga akan mengajarkan
agar anak-anak tidak bergantung pada orang lain, serta membantu mereka belajar
mempergunakan tenaga, waktu, dan pikiran untuk mewujudkan keinginannya.
Lima nilai utama dalam
kehidupan di atas memang harus ditanamkan sejak dini. Mama juga bisa membantu
memperkuat pemahaman dan karakter anak terkait lima hal tersebut, dimulai dari
rumah. Dengan begitu, Mama dan sekolah bisa bersinergi menciptakan generasi
masa depan yang lebih baik lagi.